http://:tahiru.blogspot.com widget di Facebook

Syukurku..

Assalamualaikum kawan Tashiru dimanapun berada.. Tashmania…Apa kabar?
Semoga rahmat dan karunia Allah Swt meliputi kita semua, aamiinn….

Rasanya sudah lama ya, Pondok Tashiru kita tercinta ini ngga muncul kabar-kabar atau liputan tentang Tashiru. Jangan sedih ya kawan, Pondok Tashiru siap ramai lagi kok. Mulai periode ini dan seterusnya Pondok Tashiru semoga bisa memuaskan keingintahuan Tashmania, berbagi ilmu, pengalaman, cerita, dan bisa lebih dekat lagi dengan Tashmania. He-he-he.

Masih hawa-hawa Idul Fitri nih, otomatis semangat kemenangan masih terasa kan?! Pelihara terus semangat itu ya kawan… Jadikan tempaan di Ramadhan kemarin sebagai tanda kita siap menyongsong harapan dan asa di hadapan kita nanti. Sebagaimana filosofi Tashiru sendiri yang artinya bangkit dan kembali, mari bangkit bersama-sama menuju masa depan lebih baik dan yuk kita kembali kepada fitrah… Chayo Tashmania!

Ada sedikit cerita yang ingin dibagi buat Tashmania nih. Simak baik-baik, semoga bisa diambil hikmahnya. Let’s check it out!

Seorang dokter memvonis John Brandrick, seorang pria London, bahwa umurnya hanya tinggal satu tahun mengingat ia mengidap kanker yang sangat akut. Vonis dokter tersebut membuat John Brandrick memutuskan mengisi sisa hidupnya dengan bersenang-senang dan menikmati indahnya dunia. Keesokan harinya, John berhenti bekerja, menjual semua harta bendanya, menghabiskan uangnya untuk wisata kuliner, berlibur, dan berbelanja apapun yang ia sukai. Seperti itulah John Brandrick mengisi sisa umurnya.
Satu tahun pun berlalu semenjak vonis dokter, tidak terjadi apa-apa. Tanpa terasa tahun ke dua pun berlalu, John Brandrick tidak merasakan tanda-tanda penyakitnya semakin parah. Pada akhirnya, John Brandrick merasa senang mengetahui bahwa dia tidak jadi mati. Namun demikian, kini ia tidak memiliki apapun. Selain ia sudah bangkrut, pengangguran, serta jatuh miskin. Brandrick lalu menuntut dokter yang telah memvonis mati dirinya tersebut mengembalikan semua uang yang selama ini telah dihambur-hamburkannya. (Reuters/2007).

Kadangkala kita tidak sadar betapa besar yang kita miliki daripada yang tidak kita punyai. Kita seringkali mengeluh dan menyesali diri sendiri lantas membandingkannya dengan orang lain. Namun apabila kita telah diingatkan pada satu hal penting, bahwa suatu saat nanti kita akan menghadap pada Allah Swt, dan bahwa kita akan mengalami kematian. Maka, dari sanalah kita sadar sebenarnya kita memiliki banyak yang patut kita syukuri.

Kembali ke cerita vonis mati di atas, ada mereka yang mengisi sisa hidupnya memilih untuk meneguk nikmat keduniawian, akibatnya selain ia jauh dari Allah, dan apabila ternyata memang Allah belum berkehendak dia untuk mati, maka ia akan rugi dunia juga akhirat. Naudzubillah. Sisa umur kita hendaknya selalu diisi dengan kegiatan yang mendekatkan diri dan senantiasa mengingatNya.
Kawan, mari lakukanlah segla yang terbaik untuk hidup kita, lalu bersyukurlah, seolah-olah inilah kesempatan terakhir yang Allah Swt berikan kepada kita. Jangan pernah tunggu sampai kita ‘diingatkan’ akan datangnya akhir sisa hidup ini.

Ada syair yang bagus nih dari Tashiru album pertama yang berjudul “Syukurku”. Moga bisa membantu untuk ingatkan kita semua agar senantiasa bersyukur atas karunia Sang Khalik.

Kubuka mataku
Tuk sambutnya indahnya pagi
Mentari bersinar menerangi hari

Burung pun bernyanyi
Pohon melambai menari
Warnai indahnya suara alam ini

Seandainya saja
Ajalku saat ini
Tak kusesali tlah nikmati hari ini

Begitu besarnya
KasihMu ya Illahi
Yang Kau berikan
Kepada kami…

Trima kasih Tuhan kuucapkan kepadaMu
Atas nikmatMu yang telah Kau beri
Takan ku siakan
Hidupku dalam kasihMu
Ibadah syukurku
Hanyalah….hanyalah.. karenaMu..

Udah pada punya lagunya kan, Tashmania? Kalau belum, buruan beli di toko kaset terdekat…He-he-he.
Semoga kita dapat selalu menjadi pribadi yang pandai bersyukur dan selalu melakukan yang terbaik karena kecintaan kita pada Allah Swt. Wallahu’alam bishawab.

Wassalamualaikum…
^Sera^